Sabtu, 16 November 2013

SIMULASI UANG PERTANGGUNGAN

Para pakar perencanaan keuangan berpendapat bahwa asuransi merupakan salah satu kebutuhan yang seharusnya dialokasikan dalam bagian perencanaan keuangan keluarga. Saat Anda berniat membeli asuransi jiwa misalnya, hitunglah biaya hidup. Sebagai contoh, biaya hidup keluarga (termasuk istri dan anak) sebulan adalah Rp 10 juta. Biaya hidup ini dihitung sampai anak bisa bekerja. Katakanlah anak baru berusia 5 tahun dan ia baru bisa bekerja saat berumur 24 tahun. Artinya, perhitungan sisa waktunya adalah selama 19 tahun.

Maka, perhitungan biaya yang diperlukan untuk menanggung biaya keluarga adalah:

19 tahun x Rp 10 juta x 12 bulan = Rp 2.280.000.00,-

"Inilah biaya yang diperlukan, sehingga kalau kepala keluarga meninggal, istri dan anak-anaknya memiliki uang untuk 19 tahun dari asuransi. Hidup mereka tidak terganggu, anak-anak tetap bisa bersekolah, dan menjalani kehidupan seperti saat ayah atau kepala keluarga masih hidup," papar Lisa Soemarto, MA, RIFA, RFC., Investment & Financial Advisor dari AFC Financial.

Selanjutnya, bicarakan jumlah premi dengan pihak asuransi. Jumlah premi juga mesti disesuaikan penghasilan. "Setiap perusahaan asuransi memiliki perhitungan yang berbeda," kata Lisa. Jika kepala keluarga atau ayah meninggal di tahun ke-10, maka UP akan keluar di tahun itu.

Saran Lisa,"Istri dan anak-anaknya memiliki kewajiban menggandakan uang tersebut dan sebaiknya sebagian diinvestasikan." Kadang, uang langsung habis karena dibelikan benda yang tidak perlu. Misalnya, rumah. Rumah memang produk investasi, tetapi tidak likuid."Boleh berinvestasi rumah, tapi harus ada sebagian dana yang diinvestasikan ke aset likuid dan bisa dicairkan sewaktu-waktu untuk biaya pendidikan, misalnya." pungkas ibu dua anak ini.
Untuk penjelasan lebih lanjut silahkan invite Pin BB 31821FBA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar