Pakar-pakar ekonomi sependapat bahwa
inflasi tidak baik untuk ekonomi, sebab inflasi menghancurkan nilai, termasuk
nilai uang. Misalnya jika inflasi merambat 10 persen setahun, buku yang harganya
Rp 1000,- pada 2012, dalam satu tahun berikutnya harga naik menjadi Rp 1100,-.
Sebagai perbandingan, jika inflasi hanya 5 persen setahun, buku yg sama
harganya jadi Rp 1050,- tahun 2013. Inflasi juga mendorong investor untuk membeli
barang-barang yang dapat mereka jual kembali dengan keuntungan besar - seperti
benda-benda seni atau properti - daripada menanamkan uang ke dalam perusahaan
yang dapat menciptakan produk baru dan lapangan kerja. Masyarakat yang
berpenghasilan tetap seperti pegawai, pensiunan adalah orang yg paling terpukul
oleh resesi. Penghasilan mereka yg jumlahnya sudah tetap, secara perlahan
merosot daya belinya. Karena itu pemerintah secara berkala menaikkan gaji
pegawai negeri untuk mengimbangi ekses inflasi terhadap daya beli uang. Namun
demikian, inflasi tidak selalu buruk untuk setiap orang. Orang yg berhutang
justru menyukai inflasi. Katakan, Anda meminjam uang sebesar Rp 100.000,- saat
ini dengan janji akan membayar kembali dalam waktu 7 tahun. Jika inflasi berjalan
sekitar 10 persen setahun, uang yg akan Anda bayar hanya bernilai Rp 50.000,-
saat ini. Nah, sekarang bagaimana dengan asuransi telah kita miliki selama ini. Apakah sudah sesuai dengan beaya-beaya kesehatan yang telah ada saat ini. Oleh karena itu, dari sinilah alasannya kita perlu mereview manfaat asuransi secara berkala. Supaya kita tidak akan kaget ketika klaim yang diangankan ternyata terlalu meleset dengan kebutuhan yang ada.
Untuk penjelasan lebih lanjut silahkan invite Pin BB 31821FBA
Tidak ada komentar:
Posting Komentar