Selasa, 12 November 2013

NILAI UANG MEROSOT


Pakar-pakar ekonomi sependapat bahwa inflasi tidak baik untuk ekonomi, sebab inflasi menghancurkan nilai, termasuk nilai uang. Misalnya jika inflasi merambat 10 persen setahun, buku yang harganya Rp 1000,- pada 2012, dalam satu tahun berikutnya harga naik menjadi Rp 1100,-. Sebagai perbandingan, jika inflasi hanya 5 persen setahun, buku yg sama harganya jadi Rp 1050,- tahun 2013. Inflasi juga mendorong investor untuk membeli barang-barang yang dapat mereka jual kembali dengan keuntungan besar - seperti benda-benda seni atau properti - daripada menanamkan uang ke dalam perusahaan yang dapat menciptakan produk baru dan lapangan kerja. Masyarakat yang berpenghasilan tetap seperti pegawai, pensiunan adalah orang yg paling terpukul oleh resesi. Penghasilan mereka yg jumlahnya sudah tetap, secara perlahan merosot daya belinya. Karena itu pemerintah secara berkala menaikkan gaji pegawai negeri untuk mengimbangi ekses inflasi terhadap daya beli uang. Namun demikian, inflasi tidak selalu buruk untuk setiap orang. Orang yg berhutang justru menyukai inflasi. Katakan, Anda meminjam uang sebesar Rp 100.000,- saat ini dengan janji akan membayar kembali dalam waktu 7 tahun. Jika inflasi berjalan sekitar 10 persen setahun, uang yg akan Anda bayar hanya bernilai Rp 50.000,- saat ini. Nah, sekarang bagaimana dengan asuransi telah kita miliki selama ini. Apakah sudah sesuai dengan beaya-beaya kesehatan yang telah ada saat ini. Oleh karena itu, dari sinilah alasannya kita perlu mereview manfaat asuransi secara berkala. Supaya kita tidak akan kaget ketika klaim yang diangankan ternyata terlalu meleset dengan kebutuhan yang ada.
Untuk penjelasan lebih lanjut silahkan invite Pin BB 31821FBA

Tidak ada komentar:

Posting Komentar