Sabtu, 18 April 2015

Sudut pandang akan menentukan persepsi Anda dalam melihat gambar (asuransi) di bawah ini

Ngapain beli asuransi jiwa, buang buang duit saja yang menerima hasilnya juga bukan kita ?, Nah itu komentar yang pertama kali keluar ketika seseorang saudara menawarkan kepada saya untuk saya membeli asuransi jiwa.
Dulu ketika saya bekerja dengan mapan dan posisi yang bagus dalam perusahaan yang besar, tidak sedikitpun terpesit keinginan saya untuk memikirkan menyisihkan sedikit uang untuk membeli asuransi. Karena ketika itu semua fasilitas saya dapatkan dari perusahaan, rumah dinas, kendaraan pribadi, sopir pribadi dan fasilitas kesehatan tentunya.
Tapi semua berubah dalam hitungan “detik ” saat saya dihari terakhir sudah tidak lagi berstatus sebagai “karyawan” perusahaan tersebut.
Ketika saya melangkah keluar dari halaman eks kantor saya, yang saya bawa hanyalah 2 lembar kertas. Yang “pertama” adalah surat referensi keterangan bekerja dan yang “kedua” adalah sebagai ucapan terima kasih perusahaan atas jasa kita yang telah mengabdi bertahun-tahun diperusahaan tersebut maka perusahaan memberikan pengantar agar saya bisa mencairkan jamsostek atas nama saya.
Huh, dengan menghela nafas panjang, “saya baru”….saya ulangi “saya baru” menyadari kalau begitu dimasa tua saya nanti saya hanya punya surat jamsostek ini dan sisa sedikit uang tabungan di rekening saya….. Bagaimana seandainya terjadi seperti yg terucap oleh seorang agen asuransi... yang namanya resiko kehidupan..... Sakit, kecelakaan, cacat, meninggal, dan hari tuaaaaaaa.... Ohhh tidaaaaak....
Ya, Tuhan bagaimana saya bisa menikmati masa tua saya….apakah akan bergantung kepada anak-anak saya kelak, sedangkan anak kita belum tentu sudah bisa mandiri secara financial….
Bagaimana menurut Anda ?

Tidak ada komentar:

Posting Komentar